SERAYUNEWS– Fakultas Kedokteran pada sebuah perguruan tinggi identik dengan kampus berbiaya mahal. Rupanya dua mahasiswa ini bisa menikmati kuliah gratis di Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto karena beasiswa bidikmisi atau yang kini disebut KIP Kuliah. Mereka bernama Haula Ajra Kamila, dan Sendi Gumilang Kurniasari yang merupakan mahasiswa Angkatan 2018.
Berdasarkan informasi dari Humas Unsoed, Haula dan Sendi memulai perjalanan pendidikan dokternya melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan. Waktu itu, mereka memantapkan diri hanya memilih satu program studi yaitu Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto.
Meskipun sebenarnya ada kesempatan bagi mereka untuk memilih maksimal tiga program studi. Haula merupakan mahasiswi yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Bapaknya berprofesi sebagai karyawan swasta, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Haula mengaku anak nomor tiga dari lima bersaudara. Dia menceritakan cita-citanya untuk menjadi seorang dokter mulai muncul sejak menempuh pendidikan SMA.
“Waktu SMP masih bingung karena pembagian kelompok IPA dan IPS, mikirnya IPA mungkin jadi dokter, jika IPS ke arah Ilmu Komunikasi atau yang lain. Alhamdulilah SMA masuknya IPA, dari kelas 1 sudah mulai berpikir untuk menjadi seorang dokter saja,” katanya dalam keterangannya, Senin (6/5/2024).
Sementara Sendi merupakan mahasiswi yang berasal dari Kediri, Jawa Timur. Bapaknya berprofesi sebagai pedagang dan petani, dan ibunya juga sebagai ibu rumah tangga. Sendi merupakan anak nomor dua dari lima bersaudara ini memilih untuk melanjutkan pendidikan kedokteran waktu akhir pendidikan SMA.
“Karena saya pada waktu SMA jurusan IPA, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan Kedokteran,” terangnya.
Menurut Haula selama menempuh perkuliahan, ada sedikit kendala yaitu terkait waktu. “Cukup kaget pas waktu awal-awal masuk program studi kedokteran, mulai dari tugas-tugasnya, dan banyak pelajaran yang harus dikuasai sebelum praktikum. Selain itu juga tugas-tugas laporan. Saya sempat nangis,” ujarnya.
Namun Haula dapat menyiasati kendala tersebut dengan skala prioritas, yaitu dengan mendahulukan yang deadline lebih dahulu. Haula dan Sendi juga berbagi pengalaman berkesan selama menempuh Pendidikan Kedokteran. Salah satu yang menurutnya berkesan adalah ketika Koas yang harus berpindah Kos dari Rumah Sakit satu ke Rumah Sakit lainnya, yang jaraknya cukup jauh.
“Saya pernah di RSUD Cilacap, kemudian ke RSUD Margono Purwokerto, RSUD Banyumas, RSUD Ajibarang, dan Puskesmas-Puskesmas. Paling cepat 2 minggu, dan paling lama 2 bulan,” ujar Haula.
Hal yang sama juga dialami oleh Sendi. Menurut Sendi, untuk tetap bertahan disaat sulit adalah dengan ingat tujuan awal, ingat orang tua dan ingat umur. “Dengan mengingat tujuan awal, terutama jika saya sudah mengeluh karena ada masa yang sulit, saya berpikir, yang memilih masuk Fakultas Kedokteran siapa, kan saya sendiri,” ujar Sendi.
Haula saat menempuh Koas berhasil meraih IPK 3,79, sedangkan Sendi berhasil meraih IPK 3,42. Mereka berpesan kepada bidikmisi yang masih menempuh kuliah, semoga kedepan makin banyak mahasiswa dari kalangan yang kurang mampu, yang mempunyai cita-cita tingga bisa melanjutkan cita-citanya lewat bidikmisi.
“Untuk mahasiswa bidikmisi, kita sudah mendapatkan bantuan dari masyarakat. Sehingga ketika sudah selasai kuliahnya bisa kembali ke masyarakat untuk mengaplikasikan sebaik mungkin apa yang sudah di dapatkan di perkuliahan,” pungkas Haula.
Kedua mahasiswa itu saat ini telah mengikuti Sumpah Dokter Periode ke- 64 di Hotel Grand Karlita Purwokerto. Sejumlah 63 dokter baru dilantik, dan dua diantaranya adalah penerima beasiswa Bidikmisi. Mereka adalah Haula Ajra Kamila, dan Sendi Gumilang Kurniasari.