
SERAYUNEWS – Kabar baik untuk pertumbuhan ekonomi daerah! Gelaran tahunan Central Java Investment Business Forum (CJIBF) yang digagas oleh Pemprov Jateng dan Bank Indonesia kembali membuahkan hasil fantastis. Sebanyak 34 investor secara resmi menyatakan kesiapan untuk menanamkan investasi Jawa Tengah dengan nilai total mencapai Rp5 triliun. Para investor ini telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah daerah terkait.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan bahwa investasi adalah salah satu kekuatan utama untuk membangun daerah, dan sektor ini terus digenjot oleh Pemprov. Tema CJIBF kali ini, “Promoting Central Java’s Investment Opportunity in Renewable Energy and Downstream Food Industry,” menekankan komitmen daerah terhadap ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Antusiasme investasi ini didukung oleh data realisasi yang sudah dicapai. Gubernur Luthfi mengungkapkan bahwa realisasi investasi Jawa Tengah hingga triwulan III tahun 2025 telah mencapai Rp66,13 triliun, dengan Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi dominasi utama.
Melalui CJIBF, yang dihadiri perwakilan kedutaan besar dan investor, Pemprov berharap semakin banyak penanaman modal yang masuk. Peningkatan investasi Jawa Tengah secara langsung akan menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
Kepala DPMPTSP Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menjelaskan bahwa 34 investor yang baru bergabung ini tertarik pada beragam sektor. Potensi investasi Jateng difokuskan pada proyek yang mendukung tema Green Economy Recovery, di antaranya:
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, menambahkan bahwa CJIBF terbukti sangat efektif karena menjadi ajang bertemunya investor dengan kepala daerah yang siap menawarkan proyek investasi di kabupaten/kota.
Perhelatan CJIBF ini juga menjadi puncak acara dari Investment Challenge 2025, yang bertujuan mendorong proyek-proyek inovatif berbasis ekonomi hijau dan sirkular.
Beberapa proyek pemenang Investment Challenge yang mendapat sorotan investor adalah:
Proyek-proyek ini penting mengingat posisi Jawa Tengah sebagai penumpu pangan dan industri nasional, di mana pangan dan industri harus dapat saling mendukung dan menerapkan praktik ekonomi hijau.
Dengan capaian Rp5 triliun investasi baru dari CJIBF dan realisasi investasi yang sudah mencapai puluhan triliun, Jawa Tengah semakin mengukuhkan diri sebagai magnet utama bagi investasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Ini adalah peluang besar bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam potensi investasi Jateng di sektor energi terbarukan dan hilirisasi pangan.